Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (Penjaskes) bukan sekadar mata pelajaran yang menguji kekuatan fisik, namun juga pemahaman mendalam tentang bagaimana tubuh bekerja, pentingnya kesehatan, serta nilai-nilai sportivitas. Memasuki semester 2 kelas 8, materi Penjaskes akan semakin menantang dan relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Untuk mempersiapkan diri menghadapi penilaian akhir semester, penguasaan materi melalui latihan soal, terutama dalam format esai, sangatlah krusial.
Artikel ini akan menyajikan serangkaian contoh soal esai Penjaskes kelas 8 semester 2, lengkap dengan pembahasan mendalam yang akan membantu siswa memahami konsep-konsep penting. Dengan pembahasan yang rinci, diharapkan siswa tidak hanya menghafal jawaban, tetapi juga mampu mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam berbagai situasi.
Bagian 1: Permainan Bola Besar – Strategi dan Teknik Dasar
Semester 2 kelas 8 seringkali memperkenalkan siswa pada berbagai cabang olahraga, termasuk permainan bola besar. Pemahaman tentang taktik, strategi, dan teknik dasar menjadi kunci untuk bermain dengan baik dan efektif.
Soal 1: Jelaskan perbedaan mendasar antara strategi penyerangan dalam permainan sepak bola dengan strategi penyerangan dalam permainan bola basket. Berikan masing-masing satu contoh taktik spesifik untuk setiap cabang olahraga tersebut yang dapat diterapkan oleh tim Anda.
Pembahasan:
Strategi penyerangan dalam sepak bola dan bola basket, meskipun sama-sama bertujuan mencetak gol atau poin, memiliki perbedaan mendasar yang dipengaruhi oleh karakteristik permainan masing-masing.
Dalam sepak bola, lapangan yang luas dan durasi permainan yang panjang memungkinkan pengembangan strategi penyerangan yang lebih kompleks dan berkelanjutan. Perbedaan utama terletak pada penggunaan ruang dan mobilitas pemain. Sepak bola menekankan pada penguasaan bola dalam area yang lebih luas, gerakan tanpa bola yang terorganisir, dan kemampuan membaca permainan dalam skala besar. Pemain harus mampu menciptakan celah melalui umpan-umpan pendek (tiki-taka), umpan terobosan yang cerdik, atau bahkan serangan balik cepat yang mengandalkan kecepatan. Keterlibatan seluruh tim dalam fase penyerangan, baik secara langsung maupun tidak langsung, menjadi ciri khas.
Contoh taktik penyerangan spesifik dalam sepak bola adalah "Gerakan Overlap". Taktik ini melibatkan pemain bertahan (biasanya bek sayap) yang berlari maju ke depan melewati pemain tengah atau sayap yang sedang membawa bola. Tujuannya adalah untuk menciptakan keunggulan jumlah pemain di area penyerangan, mengejutkan pertahanan lawan, dan memberikan opsi umpan tambahan. Pemain yang melakukan overlap harus memiliki stamina yang baik dan komunikasi yang efektif dengan pemain di depannya agar tidak menciptakan kekacauan atau celah di pertahanan timnya sendiri.
Sebaliknya, bola basket dimainkan di lapangan yang jauh lebih kecil dengan durasi permainan yang lebih pendek dan intensitas yang lebih tinggi. Strategi penyerangan dalam bola basket lebih berfokus pada kecepatan, eksplosivitas, dan pemanfaatan ruang yang terbatas secara efisien. Pengambilan keputusan yang cepat dan eksekusi yang tepat sangatlah penting. Pemain harus mampu melakukan dribbling yang lincah, passing yang akurat, dan tembakan yang efektif dalam waktu singkat. Peran pemain individu seringkali lebih menonjol dalam menciptakan peluang.
Contoh taktik penyerangan spesifik dalam bola basket adalah "Pick and Roll". Taktik ini melibatkan dua pemain: seorang pembawa bola (point guard atau shooting guard) dan seorang pemain lain (biasanya center atau power forward) yang bertindak sebagai "screener". Screener akan menghalangi pergerakan pemain bertahan yang menjaga pembawa bola, menciptakan celah bagi pembawa bola untuk melakukan dribble ke arah ring atau melakukan operan. Setelah melakukan screening, screener akan "bergulir" ke arah ring untuk menerima operan dari pembawa bola. Taktik ini sangat efektif untuk menciptakan situasi one-on-one atau membuka ruang bagi pemain lain.
Secara ringkas, perbedaan mendasar terletak pada skala ruang, durasi permainan, dan fokus utama. Sepak bola lebih mengutamakan penguasaan ruang yang luas dan strategi jangka panjang, sementara bola basket menuntut kecepatan, eksekusi cepat, dan pemanfaatan ruang terbatas secara optimal.
Soal 2: Dalam permainan bola voli, mengapa posisi pemain seperti setter dan spiker memiliki peran yang berbeda dan saling melengkapi? Jelaskan fungsi utama dari kedua posisi tersebut dalam membangun serangan yang efektif.
Pembahasan:
Dalam permainan bola voli, kekompakan dan pembagian peran yang jelas antar pemain adalah kunci keberhasilan. Posisi setter dan spiker adalah contoh sempurna dari bagaimana dua peran yang berbeda dapat saling melengkapi untuk membangun serangan yang efektif.
Setter (Pengumpan):
- Fungsi Utama: Peran setter adalah sebagai "otak" serangan tim. Tugas utamanya adalah menerima operan bola kedua (setelah penerima servis atau blok lawan) dan mengumpankannya dengan akurat kepada pemain lain, terutama spiker, agar dapat melakukan serangan yang mematikan.
- Keterampilan yang Dibutuhkan: Setter membutuhkan visi permainan yang tinggi, kemampuan membaca posisi lawan dan rekan setim, kecepatan berpikir, keakuratan umpan, dan teknik setting yang bervariasi (umpan pendek, umpan jauh, umpan ke depan, umpan ke belakang).
- Mengapa Penting dalam Serangan: Tanpa umpan yang baik dari setter, serangan spiker akan menjadi sia-sia. Setter harus mampu menempatkan bola di posisi yang ideal bagi spiker untuk melakukan smash (pukulan keras) dengan sudut dan kekuatan maksimal, sambil meminimalkan kesempatan bagi blok lawan untuk menghentikannya. Setter juga berperan dalam mengarahkan alur permainan, memilih siapa yang akan diserang, dan bahkan bisa melakukan serangan kejutan dengan tip (sentuhan bola ringan) jika situasi memungkinkan.
Spiker (Penyerang/Smash):
- Fungsi Utama: Peran spiker adalah sebagai "ujung tombak" serangan. Tugas utamanya adalah melakukan pukulan keras (smash) ke area lawan yang sulit dijangkau untuk mencetak poin.
- Keterampilan yang Dibutuhkan: Spiker membutuhkan kekuatan fisik untuk melompat tinggi dan memukul bola dengan keras, teknik memukul yang baik (termasuk variasi pukulan seperti cross, down the line, dan tip), ketepatan sasaran, dan kemampuan membaca blok lawan.
- Mengapa Penting dalam Serangan: Spiker adalah pemain yang paling diharapkan untuk mengkonversi operan menjadi poin. Mereka harus mampu memanfaatkan umpan dari setter dengan sebaik-baiknya, mengatasi blok lawan, dan mencari celah di pertahanan lawan. Kekuatan dan variasi serangan dari spiker dapat memberikan tekanan besar kepada tim lawan.
Saling Melengkapi:
Hubungan antara setter dan spiker adalah hubungan simbiosis mutualisme dalam serangan. Setter memberikan "peluru" dalam bentuk umpan yang akurat dan strategis, sementara spiker menggunakan "senjata" tersebut untuk menghancurkan pertahanan lawan.
- Keberhasilan Serangan: Jika setter memberikan umpan yang tepat di waktu yang tepat, spiker akan memiliki kesempatan lebih besar untuk melakukan serangan yang efektif. Sebaliknya, jika spiker tidak mampu memanfaatkan umpan dengan baik, upaya setter bisa menjadi sia-sia.
- Variasi Serangan: Kombinasi antara setter yang cerdik dan spiker yang beragam (memiliki gaya pukulan berbeda) dapat menciptakan serangan yang sulit ditebak oleh lawan. Setter dapat mengumpan ke spiker yang berbeda atau bahkan memberikan umpan dengan ketinggian dan kecepatan yang bervariasi untuk mengacaukan blok lawan.
- Kekuatan Kolektif: Meskipun kedua posisi memiliki tugas utama yang berbeda, keduanya bekerja sebagai satu kesatuan. Setter harus mengenali kekuatan dan kelemahan spiker timnya, serta kemampuan mereka dalam menghadapi blok lawan. Spiker pun harus percaya pada kemampuan setter untuk memberikan umpan yang baik.
Jadi, posisi setter dan spiker dalam bola voli tidak hanya berbeda dalam tugasnya, tetapi juga saling bergantung dan membentuk kekuatan kolektif yang esensial untuk memenangkan pertandingan melalui serangan yang efektif.
Bagian 2: Kebugaran Jasmani – Konsep dan Penerapan
Kebugaran jasmani adalah fondasi dari kesehatan dan kemampuan fisik yang optimal. Semester 2 kelas 8 akan mendalami berbagai aspek kebugaran jasmani dan cara meningkatkannya.
Soal 3: Jelaskan pengertian kebugaran jasmani yang komprehensif. Mengapa latihan beban (seperti angkat beban) dapat berkontribusi pada peningkatan komponen kebugaran jasmani tertentu, dan apa saja potensi risiko jika latihan tersebut tidak dilakukan dengan benar?
Pembahasan:
Pengertian Kebugaran Jasmani yang Komprehensif:
Kebugaran jasmani yang komprehensif, atau sering disebut kebugaran jasmani menyeluruh, adalah kondisi fisik seseorang yang memiliki kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan penuh energi tanpa merasa lelah yang berlebihan, serta memiliki cadangan energi untuk menghadapi tuntutan fisik tak terduga. Kebugaran jasmani bukan hanya tentang kekuatan otot, tetapi mencakup berbagai komponen yang saling terkait, yaitu:
- Daya Tahan Kardiovaskular (Cardiovascular Endurance): Kemampuan jantung, paru-paru, dan pembuluh darah untuk menyuplai oksigen ke otot selama aktivitas fisik yang berkelanjutan.
- Kekuatan Otot (Muscular Strength): Kemampuan otot untuk mengerahkan tenaga atau gaya terhadap suatu tahanan.
- Daya Tahan Otot (Muscular Endurance): Kemampuan otot untuk melakukan gerakan berulang-ulang dalam jangka waktu tertentu tanpa mengalami kelelahan.
- Fleksibilitas (Flexibility): Kemampuan sendi untuk bergerak secara leluasa dalam rentang gerak optimalnya.
- Komposisi Tubuh (Body Composition): Perbandingan antara massa lemak tubuh dengan massa bebas lemak (otot, tulang, organ) dalam tubuh.
- Kelincahan (Agility): Kemampuan untuk mengubah arah atau posisi tubuh dengan cepat dan mudah.
- Keseimbangan (Balance): Kemampuan untuk mempertahankan posisi tubuh dalam keadaan stabil, baik saat diam maupun bergerak.
- Koordinasi (Coordination): Kemampuan untuk menyatukan gerakan-gerakan tubuh yang berbeda menjadi satu gerakan yang harmonis dan efisien.
- Kecepatan (Speed): Kemampuan untuk melakukan gerakan dalam waktu sesingkat-singkatnya.
- Daya Ledak (Power): Kombinasi antara kekuatan dan kecepatan dalam satu gerakan yang eksplosif.
Kontribusi Latihan Beban pada Peningkatan Komponen Kebugaran Jasmani:
Latihan beban, seperti angkat beban, push-up, sit-up, atau menggunakan alat bantu seperti dumbbell dan barbell, secara signifikan berkontribusi pada peningkatan beberapa komponen kebugaran jasmani, terutama:
- Kekuatan Otot: Ini adalah kontribusi paling langsung. Dengan memberikan beban pada otot, serat-serat otot dipaksa untuk beradaptasi dan menjadi lebih kuat agar mampu mengatasi beban tersebut di masa mendatang.
- Daya Tahan Otot: Dengan melakukan repetisi yang lebih banyak dengan beban yang moderat, otot akan terlatih untuk bekerja lebih lama tanpa cepat lelah.
- Komposisi Tubuh: Latihan beban sangat efektif untuk meningkatkan massa otot tanpa lemak. Otot yang lebih banyak membakar lebih banyak kalori bahkan saat istirahat, sehingga membantu mengurangi persentase lemak tubuh. Ini secara langsung meningkatkan komposisi tubuh yang lebih sehat.
- Kepadatan Tulang: Latihan beban memberikan stres pada tulang, yang merangsang sel-sel tulang untuk membangun diri lebih kuat. Hal ini sangat penting untuk mencegah osteoporosis di kemudian hari.
- Metabolisme Tubuh: Peningkatan massa otot akibat latihan beban akan meningkatkan laju metabolisme basal tubuh, artinya tubuh membakar lebih banyak kalori bahkan saat beristirahat.
Potensi Risiko Jika Latihan Beban Tidak Dilakukan dengan Benar:
Meskipun bermanfaat, latihan beban yang tidak dilakukan dengan benar dapat menimbulkan berbagai risiko cedera dan masalah kesehatan, antara lain:
- Cedera Otot dan Ligamen: Teknik yang salah, beban yang terlalu berat, atau gerakan yang terlalu cepat dapat menyebabkan robeknya otot (sprain), tegang otot (strain), atau cedera pada ligamen dan tendon. Contohnya adalah cedera punggung akibat deadlift yang buruk.
- Cedera Sendi: Beban yang tidak seimbang atau gerakan yang salah dapat memberikan tekanan berlebih pada sendi, menyebabkan nyeri, peradangan, atau bahkan kerusakan pada tulang rawan.
- Hernia: Mengangkat beban terlalu berat tanpa mengontrol pernapasan dengan baik dapat meningkatkan tekanan intra-abdominal secara drastis, yang berpotensi menyebabkan hernia, terutama pada area perut.
- Gangguan Pertumbuhan (pada remaja): Meskipun kontroversial, ada kekhawatiran bahwa latihan beban yang sangat intens dan menggunakan beban maksimal pada usia yang masih dalam masa pertumbuhan dapat berpotensi mengganggu lempeng pertumbuhan tulang. Namun, latihan beban yang terukur dan sesuai usia umumnya dianggap aman.
- Masalah Pernapasan: Menahan napas saat mengangkat beban (Valsalva maneuver yang tidak terkontrol) dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah yang signifikan dan pusing.
- Overuse Injury: Melakukan latihan yang sama berulang-ulang tanpa memberikan waktu istirahat yang cukup bagi otot dan persendian dapat menyebabkan cedera akibat penggunaan berlebihan.
Oleh karena itu, penting untuk selalu mengikuti panduan dari pelatih yang kompeten, mempelajari teknik yang benar, memulai dengan beban yang ringan, dan secara bertahap meningkatkan beban seiring dengan peningkatan kekuatan.
Soal 4: Jelaskan konsep "latihan interval" dalam meningkatkan kebugaran kardiovaskular. Mengapa latihan interval sering dianggap lebih efektif dibandingkan latihan intensitas sedang yang berkelanjutan untuk tujuan tertentu?
Pembahasan:
Konsep Latihan Interval:
Latihan interval adalah metode latihan yang melibatkan pergantian antara periode aktivitas fisik intensitas tinggi dengan periode pemulihan atau aktivitas intensitas rendah. Dalam konteks kebugaran kardiovaskular, ini berarti berlari cepat selama beberapa saat, kemudian berjalan atau jogging perlahan untuk memulihkan napas, lalu kembali berlari cepat, dan seterusnya.
Prinsip dasarnya adalah memberikan "kejutan" pada sistem kardiovaskular dengan memaksanya bekerja keras dalam waktu singkat, kemudian memberinya kesempatan untuk pulih sebelum kembali bekerja keras. Durasi, intensitas, dan rasio antara periode kerja dan periode istirahat dapat bervariasi tergantung pada tujuan latihan.
Mengapa Latihan Interval Lebih Efektif Dibandingkan Latihan Intensitas Sedang yang Berkelanjutan (untuk Tujuan Tertentu):
Meskipun latihan intensitas sedang yang berkelanjutan (seperti jogging santai selama 30-60 menit) sangat baik untuk membangun daya tahan dasar, latihan interval memiliki beberapa keunggulan yang membuatnya lebih efektif untuk tujuan tertentu:
-
Peningkatan Kapasitas Aerobik (VO2 Max) yang Lebih Tinggi: Latihan interval memacu jantung dan paru-paru untuk bekerja pada intensitas yang lebih tinggi dari yang bisa dicapai dalam latihan berkelanjutan. Hal ini memaksa tubuh untuk beradaptasi dan meningkatkan kemampuan maksimalnya dalam mengonsumsi dan mengedarkan oksigen (VO2 Max). Peningkatan VO2 Max adalah indikator utama kebugaran kardiovaskular.
-
Efek Pembakaran Kalori yang Lebih Besar (EPOC): Salah satu keunggulan utama latihan interval adalah efek "Afterburn" atau Excess Post-exercise Oxygen Consumption (EPOC). Setelah sesi latihan interval yang intens, tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen untuk kembali ke kondisi istirahat. Proses ini membakar kalori tambahan selama berjam-jam bahkan setelah latihan selesai. Latihan intensitas sedang yang berkelanjutan umumnya memiliki efek EPOC yang jauh lebih rendah.
-
Peningkatan Kecepatan dan Kekuatan: Dengan melatih tubuh untuk berlari cepat atau melakukan aktivitas intensitas tinggi dalam waktu singkat, latihan interval secara langsung meningkatkan kemampuan tubuh untuk berlari lebih cepat dan menghasilkan tenaga yang lebih besar. Ini sangat bermanfaat bagi atlet atau individu yang ingin meningkatkan performa mereka dalam olahraga tertentu.
-
Efisiensi Waktu: Latihan interval seringkali lebih singkat durasinya dibandingkan latihan intensitas sedang yang berkelanjutan, namun tetap memberikan manfaat kebugaran yang signifikan, bahkan terkadang lebih besar. Ini menjadikannya pilihan yang ideal bagi individu dengan jadwal padat.
-
Variasi dan Mencegah Kebosanan: Latihan interval menawarkan variasi yang lebih besar dalam rutinitas latihan, yang dapat membantu mencegah kebosanan dan menjaga motivasi. Perubahan intensitas dan jenis aktivitas membuat latihan terasa lebih menarik.
-
Peningkatan Metabolisme: Latihan intensitas tinggi dalam interval dapat memberikan stimulus yang lebih besar pada tubuh untuk meningkatkan laju metabolisme secara keseluruhan.
Namun, perlu dicatat: Latihan interval tidak cocok untuk semua orang. Pemula atau individu dengan kondisi kesehatan tertentu sebaiknya memulai dengan latihan intensitas sedang terlebih dahulu, dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan atau pelatih sebelum mencoba latihan interval. Latihan interval juga memiliki risiko cedera yang lebih tinggi jika tidak dilakukan dengan teknik yang benar dan pemanasan yang memadai.
Singkatnya, latihan interval sangat efektif untuk meningkatkan kapasitas kardiovaskular maksimal, efisiensi pembakaran kalori pasca-latihan, serta kecepatan dan kekuatan, menjadikannya alat yang ampuh dalam program kebugaran yang ditargetkan.
Bagian 3: Gerak Spesifik Senam Lantai – Teknik dan Keselamatan
Senam lantai merupakan salah satu cabang senam yang dilakukan di atas matras dan membutuhkan kombinasi kekuatan, kelenturan, keseimbangan, dan koordinasi.
Soal 5: Jelaskan langkah-langkah dasar untuk melakukan gerakan roll depan (guling depan) dengan benar dan aman. Sebutkan pula beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan oleh pemula saat mencoba gerakan ini.
Pembahasan:
Roll depan atau guling depan adalah salah satu gerakan dasar dalam senam lantai yang melibatkan memutar tubuh ke depan melalui punggung. Melakukan gerakan ini dengan benar dan aman membutuhkan pemahaman teknik yang baik serta persiapan yang matang.
Langkah-langkah Dasar Melakukan Gerakan Roll Depan:
-
Posisi Awal:
- Berdiri tegak dengan kedua kaki rapat dan lengan lurus ke atas atau di samping badan.
- Ambil posisi jongkok di depan matras.
- Letakkan kedua tangan di atas matras, selebar bahu, dan jari-jari menghadap ke depan. Jarak antara tangan dengan kaki kira-kira selebar bahu.
-
Menolak dan Membungkuk:
- Tolak badan ke depan dengan menggunakan kekuatan kedua kaki.
- Saat badan mulai condong ke depan, tundukkan kepala dan masukkan dagu ke dada. Posisi ini sangat penting untuk melindungi leher.
- Tekuk siku, dan posisikan kedua tangan menapak kuat di matras.
-
Berguling:
- Bahu (bagian atas punggung) mulai menyentuh matras.
- Dorong tubuh ke depan menggunakan kekuatan kaki dan tangan yang masih menempel di matras.
- Jaga agar punggung tetap membulat (melengkung) selama proses berguling.
- Usahakan agar bagian yang berguling adalah punggung, bukan kepala bagian atas.
-
Mendarat dan Berdiri:
- Setelah punggung selesai berguling, angkat pinggul ke atas.
- Lanjutkan dorongan dengan kaki hingga kembali ke posisi jongkok.
- Tegakkan badan secara perlahan, dengan kedua tangan diangkat ke depan atau di samping untuk menjaga keseimbangan.
- Berdiri tegak dengan kedua kaki rapat.
Tips Keamanan:
- Lakukan di atas matras yang empuk dan aman.
- Pemanasan yang cukup, terutama untuk leher, punggung, dan pergelangan tangan.
- Jika belum yakin, minta bantuan guru atau teman untuk mengawasi dan membantu.
- Fokus pada menundukkan dagu ke dada untuk melindungi leher.
Beberapa Kesalahan Umum yang Sering Dilakukan Pemula:
- Tidak Menundukkan Dagu ke Dada: Ini adalah kesalahan paling berbahaya. Jika dagu tidak menunduk, kepala bagian atas (ubun-ubun) atau dahi yang akan menabrak matras, berisiko menyebabkan cedera leher atau kepala.
- Kepala Terlalu Tegak atau Leher Terlalu Lurus: Mirip dengan poin sebelumnya, ini meningkatkan risiko cedera pada leher.
- Tangan Terlalu Jauh atau Terlalu Dekat: Jika tangan terlalu jauh, sulit untuk mendorong badan ke depan. Jika terlalu dekat, bisa membuat gerakan berguling menjadi terpotong.
- Punggung Tidak Membulat: Punggung yang lurus saat berguling akan membuat gerakan menjadi kaku dan sulit dikontrol, serta memberikan tekanan berlebih pada tulang belakang.
- Mendarat dengan Kepala atau Dahi: Ini menandakan bahwa teknik berguling belum sempurna dan lebih mengandalkan benturan daripada rotasi yang mulus.
- Kurang Dorongan Kaki: Kekuatan dorongan dari kaki sangat penting untuk membantu tubuh bergerak maju dan menyelesaikan putaran. Jika dorongan kurang, gerakan akan berhenti di tengah jalan.
- Menggunakan Kekuatan Lengan Berlebih untuk Mendorong: Lengan berfungsi sebagai tumpuan awal dan membantu mendorong, tetapi dorongan utama untuk berguling datang dari momentum tubuh dan kekuatan kaki.
Dengan memahami langkah-langkah yang benar dan mewaspadai kesalahan umum, siswa dapat berlatih roll depan dengan lebih aman dan efektif.
Penutup:
Mempelajari Penjaskes melalui contoh soal esai seperti ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengartikulasikan pemahaman mereka secara mendalam. Penguasaan materi tidak hanya tercermin dari kemampuan menjawab soal, tetapi juga dari kemampuan menganalisis, membandingkan, dan menjelaskan konsep-konsep yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan berlatih secara konsisten dan memahami setiap pembahasan, diharapkan siswa kelas 8 dapat menghadapi penilaian akhir semester dengan percaya diri dan meraih hasil yang optimal. Selamat belajar dan tetap aktif bergerak!
Artikel ini sudah mencapai lebih dari 1.200 kata. Saya telah berusaha menyajikan pembahasan yang mendalam dan mudah dipahami untuk setiap soal esai. Jika ada bagian yang perlu disesuaikan atau ditambahkan, beri tahu saya.

